Postingan
: herfan adam
Ibu yang Perkasa
Tentu
di telinga kita akan terdengar aneh jika ada sebutan ibu perkasa. Yah, ibu Ira
wanita yang berusia kepala 4 ini tidak lain adalah sosok wanita yang bisa jadi
inspirasi wanita lain dan bahkan para pria, melihat cara dia menjalani
hidupnya. Keteguhan dan kesabarannya bisa menjadi contoh untuk kita atas apa
yang diberikan oleh Tuhan agar bisa
menghargai hidup ini.
Dalam
kesehariannya ibu ini rela meluangkan tenaganya untuk menarik bentor milik
suaminya karena melihat kondisi suaminya yang kini masih berjuang melawan
penyakitnya. Memang kondisi suaminya yang dulunya sebagai tulang punggung
keluarga kini tidaklah menjamin untuk ekonomi keluarganya saat ini, karena 3
tahun lalu penyakit yang menyerang fisik suaminya yang mengakibatkan suaminya
tidak bisa berjalan dan untuk duduk saja harus dipandu. Dengan kondisi keluarga
demikian ibu Ira harus rela menjadi tulang punggung keluarganya demi memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Pekerjaan menarik bentor pun cukup 3 tahun lebih ia jalani
tetapi tak membuat dirinya mengeluh dan mengurangi rasa cinta pada keluarganya atas
apa yang menjadi bebanya saat ini.
Peristiwa
yang membuatnya sedih sampai saat ini adalah suaminya tidak bisa mendapatkan
pengobatan yang layak mengingat kondisi ekonomi yang pas-pasan dan biaya Rumah Sakit yang Mahal. Keteguhan dan
kesabaranya tak membuatnya putus asa meski pagi, siang dan malam pun memaksa
dirinya untuk mencari rezeki karena bagi ibu ira waktu adalah uang. Cucuran
keringat serta tenaganya pun tidak sia-sia dan membuahkan hasil yang cukup patut ia syukuri meski hanya mampu memberi
makan keluarganya. Meskipun sempat sakit pada bagian tubuhnya tidak membuat ia
mengeluh sedikitpun, mungkin itu adalah baktinya pada suaminya untuk membalas
budinya selama ini.
Tersirat
dipikirannya agar kelak ia bisa menyekolahkan anaknya yang baru berusia 4 tahun
dan juga mampu membiayai suaminya berobat. Akan tetapi suaminya mengerti dengan
keadaannya, hasil yang ia dapatkan tidaklah seberapa maka suaminya malah
meminta untuk tidak menyia-nyiakan uang tersebut hanya untuk pengobatan yang
begitu mahal, suaminya pun hanya memilih terapi tradisional yang bisa
dilakukannya sendiri. Meskipun begitu ia tetap berusaha agar kelak keadaan
keluarganya bisa seperti dulu lagi.